Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital

Kalo ngomongin tentang teknologi, pasti semua orang kenal dengan internet. Internet bisa digunakan untuk surfing internet, cari informasi, hubungin komunikasi global, dll. Namun tahukah kalian, ternyata internet dapat digunakan untuk mengembangkan ekonomi digital. Gimana caranya? Kebetulan, ITB kembali menghadirkan kuliah publik yang direncanakan akan selalu diadakan setiap dua minggu sekali. Pada kesempatan kali ini, aku ingin berbagi cerita nih, tentang kuliah publik baru-baru ini. Topiknya tentang "Inovasi IoT untuk Pengembangan Ekonomi Digital". Langsung aja ku bahas garis besarnya. 

Apa itu IoT?

Jadi, IoT itu singkatan dari Internet of Things. Menurut wikipedia, Internet of Things adalah jaringan peralatan fisik, kendaraan, dan objek lain yang digabungkan dengan elektronika, software, sensor, actuator, dan konektivitas sehingga objek tersebut bisa terkoneksi dan bertukar informasi/data. 

Jika ditinjau secara simpel, IoT ini mentransferkan data dari physical/sensing layer ke network layer dan data processing & application layer. Sedangkan untuk pemodelan industri, IoT dibagi menjadi beberapa level yaitu:

1. Physical Devices & Controllers
2. Connectivity
3. Edge Computing
4. Data Accumulation
5. Data Abstraction
6. Application
7. Collaboration & Processes

Penerapan IoT Wireless Connectivity Technology ada berbagai macam, dengan range maksimum yang bervariasi juga, contohnya NFC, Bluetooth, Wifi, GSM, VSAT, dll. Ada persaingan di antara Wireless Connectivity Technology, karena konsumer secara otomatis pasti mencari yang paling murah, yang paling ringan, dengan jangkauan yang sesuai, dan paling low power. Biasanya, peralatan IoT dijual bersamaan gateway. Gateway mengumpulkan seluruh alat yang ada di sekitarnya dan mengirimkan kepada sistem back-end dalam format standar. 

Hype Cycle IoT

Di era sekarang, IoT sedang berada dalam kondisi yang sensasional/hype. Puncak hype cycle dari IoT yaitu pada tahun 2014-2019, yaitu waktu dimana inovasi teknologi yang serba "smart" bermunculan. Pada tahun 2020, IoT secara mayoritas digunakan untuk bidang kesehatan dan social distancing, tentu saja karena adanya COVID-19. Lalu, untuk tahun 2021, diprediksi IoT akan berkembang lebih jauh. Banyak yang memprediksi bahwa ke depannya, IoT akan memungkinkan kita untuk merepresentasikan suatu objek fisik atau sistem dalam bentuk digital. Representasi digital ini sangat bermanfaat untuk simulasi guna mengembangkan objek/sistem tersebut. Representasi digital juga diharapkan dapat diaplikasikan untuk manusia, fungsinya untuk mengawasi kesehatan, sebagai asisten pribadi, diagnosa real-time, dll. 

Internet of Things (IoT) dan Internet of Behaviours (IoB)

IoT dapat ditingkatkan menjadi IoB. Kalo IoT hanya bisa menerima data/informasi, IoB adalah advanced version dari IoT, yaitu mampu mendeteksi emosi, tingkah laku, kondisi, dll. Sebagai contoh, IoB dapat digunakan untuk mendeteksi wajah supir, sehingga dapat memperingatkan supir saat mengantuk, hal ini tentu saja akan mengurangi kecelakaan. 

Contoh Penerapan IoT

Salah satu contoh penerapan IoT adalah pada sistem Ticketing pada kendaraan umum. IoT Ticketing memungkinkan pengendara untuk berkendara transportasi umum tanpa uang cash, tanpa harus bertemu uang, dengan cepat, dan tentunya mudah. Contoh lain adalah penerapan IoT pada sepeda, yaitu menambahkan berbagai macam sensor seperti solar power, GPS, compass, bike head unit, alarm, camera, dan odometry, sehingga sepeda tersebut jadi smart. 


Tantangan Keamanan Informasi Pada IoT

Ada beberapa tantangan keamanan IoT yang ditakutkan akan merugikan pengguna. Pertama, teknologi IoT sangat bervariasi dan banyak banget di market/pasar, baik itu offline maupun online. Sayangnya, banyak pembeli yang asal beli produk IoT tanpa meninjau terlebih dahulu dari sektor keamanan informasi. Selanjutnya, jaringan IoT sangat mudah terganggu, standar otentikasinya juga bervariasi. Standar keamanan data privasi juga tidak jelas. IoT juga sangat mudah terserang oleh pricing attack. Oleh karena itu, IoT perlu memiliki aturan yang jelas untuk meningkatkan efisiensi. 

Peluang IoT di Indonesia

Dampak IoT di Indonesia cukup fantastis, bahkan, menurut IoT Forum (2017), pasar IoT di Indonesia akan menebus 200 trilliun rupiah pada tahun 2022. Di ITB sendiri, terdapat ITB IoT Innovation & Future Digital Economy Lab untuk menunjang pengembangan IoT. Secara detailnya, lab ini berfungsi untuk:
1. Menyediakan Sandbox pengembangan IoT bagi para makers
2. Mengembangkan kasus-kasus IoT yang bisa ditiru untuk beragam kebutuhan
3. Tempat pengujian perangkat IoT
4. Titik temu produsen dan user
5. Menciptakan Makers, yaitu inovator berbasis connected technology
6. Skill Training (Programming, Hardware,dll)
7. Testbed
8. Workshop
9. Weekly discussion antar makers
10. Product Development

Sekian sharing kuliah publik untuk blog ini. Terima kasih sudah meluangkan waktu membaca dan sampai bertemu di lain hari. :)

Comments

Popular posts from this blog

Kemacetan Indonesia - Bukan masalah yang sepele

TINKERCAD: The Introduction

Need-Know-How-Solve Kabel Baja Konstruksi