Kemacetan Indonesia - Bukan masalah yang sepele

Kembali lagi pada blog permasalahan di Indonesia, kali ini penulis membuat sebuah blog mengenai kemacetan Indonesia dengan analisis Need-Know-How-Solve, bedanya dengan blog yang lalu, disini penulis menuliskan hasil pemikiran dari tiga orang. Langsung saja kita simak blog berikut. 

Need

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa kota-kota besar di Indonesia identik dengan kemacetan. Tak jarang pula berita kecelakaan memenuhi siaran di televisi. Kemacetan lalu lintas sangatlah merugikan para pekerja. Berdasarkan studi, kemacetan menyebabkan meningkatnya rasa stress, terbuangnya waktu, pemborosan bensin, berkurangnya jam kerja, dan juga berkurangnya pendapatan. Apalagi kecelakaan, bagi pihak yang terlibat, mereka pasti terluka (minimal mobilnya penyok), bahkan bisa meninggal. Kecelakaan juga menyebabkan kemacetan(Double Trouble). Negara kita perlu membebaskan diri dari kemacetan untuk meningkatkan efisiensi dan juga melancarkan roda ekonomi. Indonesia juga perlu menekan angka kecelakaan se-minimal mungkin. Lancarnya lalu lintas tentu akan disambut semua pihak dengan baik. Oleh karena itu, tentunya diperlukan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan visi tersebut.

Know

Penghambat terwujudnya kota dengan lalu lintas yang tertib, aman, dan lancar dibagi atas 3 faktor:

• Faktor peristiwa-peristiwa tertentu

Berdasarkan data yang dikutip dari databoks (https://databoks.katadata.co.id/) orang Indonesia menghabiskan kurang lebih 47 jam per tahunnya. Jika ditelaah lebih jauh, peristiwa macet tidak terjadi selama 24 jam setiap harinya, tapi hanya saat peristiwa-peristiwa tertentu saja.
Salah satu peristiwa tersebut adalah jam kerja dan pulang yang bersamaan. Dengan jam kerja dan jam pulang yang hampir bersamaan untuk setiap orang, maka semakin banyak orang yang keluar rumah secara bersamaan yang menyebabkan terjadinya kemacetan di jalan. Kecelakaan juga menjadi salah satu faktornya. Kecelakaan menyebabkan gangguan kelancaran berkendara karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas. Faktor lainnya adalah bencana alam dan perbaikan jalan, pada kedua peristiwa tersebut jalan yang sedang dilintasi pada umumnya tersendat karena adanya mobil yang mogok atau penutupan satu sisi jalan untuk perbaikan sehingga lebar jalan semakin kecil.

• Faktor manusia

Manusia masuk ke dalam salah satu faktor karena masih minimnya pengetahuan soal aturan, marka hingga rambu-rambu yang ada. Kurangnya kesadaran untuk mencaritahu arti dari marka, rambu, dan peraturan lalu lintas yang berlaku membuat pelanggaran terus terjadi berulang-ulang.
Perilaku yang membudaya dari pengguna jalan merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kondisi lalu lintas. Seperti etika, toleransi antar pengguna jalan dan kematangan dalam pengendalian emosi terbilang masih rendah. 
Kemudian perilaku berkendara yang hanya patuh jika ada polisi. Kalau polisi tak terlihat, langsung tancap gas sampai melanggar aturan yang ada. Cuek dengan keselamatan orang lain dalam berkendara juga termasuk dalam kesadaran yang minim. Jalan raya nggak cuma dipakai satu atau dua orang saja, tapi semua orang berhak menggunakannya. Setiap pengguna jalan harus punya rasa tanggung jawab demi keselamatan orang lain juga.

• Faktor intrinsik jalan

Pada artikel yang dikutip dari republika.co.id (https://www.republika.co.id/berita/qgr7sg457/70-persen-fasilitas-jalan-provinsi-jabar-belum-lengkap), sebanyak 70 persen dari sekitar 2.360 kilometer jalan provinsi Jawa Barat belum dilengkapi fasilitas lalu lintas. Fasilitas lalu lintas merupakan kebutuhan dasar untuk mengurangi kecelakaan, tetapi tidak semua fasilitas keselamatan itu sudah ada. Bertambahnya volume kendaraan pribadi berlebih juga menjadi salah satu faktornya. Berdasarkan data yang didapatkan dari Jakarta Open Data (https://data.jakarta.go.id/), semakin tahun jumlah kendaraan pribadi semakin meningkat. Dengan meningkatnya angka tersebut, space yang dibutuhkan agar kendaraan bisa berkendara dengan mulus semakin besar. Hal tersebut berkebalik dengan jumlah space yang dimiliki untuk jalan sehingga terjadi kemacetan.

How

Permasalahan kemacetan ini dapat ditinjau dari segi infrastruktur dan segi perilaku & kesadaran pengguna jalan. Untuk menyelesaikan permasalahan infrastruktur, diperlukan pemetaan mendetail pada jalur-jalur di Indonesia, terutama kota-kota besar untuk menentukan jalan yang rawan kemacetan. Setelah melakukan pinpoint pada lokasi-lokasi rawan kemacetan, maka selanjutnya adalah dengan memperbarui sarana/fasilitas lalu lintas yang smart. Sarana yang masih berfungsi tetap dijaga ataupun ditingkatkan kemampuannya, sedangkan sarana yang sudah tidak layak perlu diganti. Selain itu, Indonesia juga harus mulai fokus pada fasilitas public transportation. Penulis yakin hal ini akan sangat membantu karena terlihat bahwa negara-negara dengan transportasi umum yang terawat seperti Singapura, memiliki lalu lintas yang sangat tertib dan lancar.  Kalau dari segi perilaku masyarakat, permasalahan ini dapat dipecahkan dengan mendorong kesadaran dan perilaku masyarakat untuk fokus berkendara jika mengendarai mobil pribadi. Masyarakat Indonesia juga perlu didorong untuk lebih menyukai transportasi umum guna mengurangi kendaraan pribadi di jalanan.


Solve


1. Melengkapi serta memperbaiki fasilitas lalu lintas di jalanan kota
Rambu-rambu jalan, pagar pembatas, side walk, zebra cross, dan lain-lainnya memiliki peranan yang vital bagi keberlangsungan lalu lintas di jalanan. Melengkapi fasilitas dan prasarana di semua tempat yang tepat harus dilakukan, karena jika tidak, maka akan muncul kesalahpahaman, kecelakaan, serta ketidakefesienan dalam berkendara. Tentu, kerusakan-kerusakan yang akan muncul seiring waktu juga harus segera diperbaiki. Jalanan yang berlubang, tidak rata, atau rambu yang tidak terbaca dapat menyebabkan kecelakaan serta kemacetan besar pula.

2. Smart Traffic Management System
Sebagai salah satu bagian dari smart city, Smart Traffic Management System dapat mengurangi tingkat kemacetan di kota dengan cara mengatur lampu lalu lintas dengan sangat efisien. Mengutip dari Gok Sidabutar, seorang mahasiswa tingkat akhir Teknik Elektro ITB angkatan 2014, “Smart Traffic Management System adalah sistem pintar yang menjalankan lampu lalu lintas secara otomatis. Sistem ini mengambil input data lalu lintas berupa perhitungan jumlah kendaraan melalui kamera, kamera telah diintegrasikan dan dapat melakukan pengolahan citra digital atau Image Processing. Sistem secara keseluruhan akan berjalan otomatis tanpa ada campur tangan lagi seperti pengaturan manual lampu lalu lintas oleh petugas seperti yang terjadi sekarang ini.”
Eksekusi dari sistem ini otomatis dan durasi tiap lampu lalu lintas menyesuaikan dengan data keadaan arus transportasi di jalan saat itu juga. Dengan begitu, ruas jalan yang padat dapat diberi lampu hijau lebih lama dan ruas jalan yang lenggang dapat disesuaikan, membuat penggunaan jalan jauh lebih efektif.

3. Penutupan atau pembatasan dalam menggunakan jalan-jalan tertentu
Kebijakan-kebijakan seperti daerah 3-in-one, sistem ganjil-genap, atau zona merah bagi kendaraan tertentu pada jam tertentu adalah upaya-upaya yang dapat mengurangi kemacetan di perkotaan. Kebijakan-kebijakan ini dapat menjadi jauh lebih tepat guna dengan adanya data dari peta kemacetan kota beserta analisis efektivitas berbasis kecerdasan buatan.

4. Memaksimalkan dan meningkatkan value penggunaan transportasi umum
Dengan meningkatkan value penggunaan transportasi umum, kecelakaan yang melibatkan kendaraan umum dapat dikurangi dan jumlah pengguna transportasi umum akan bertambah. Meningkatnya frekuensi perawatan fasilitas dapat mengurangi kecelakaan dan meningkatkan kenyamanan pengguna. Selain itu, meningkatkan value transportasi umum, akan menarik dan memudahkan lebih banyak pengguna transportasi umum. Dengan transportasi umum yang lebih nyaman, aman, dan mudah dijangkau, masyarakat akan mulai beralih ke transportasi umum yang otomatis akan mengurangi kemacetan.

5. Memperketat peraturan lalu lintas
Peraturan-peraturan lalu lintas dibuat agar para pengguna jalan dapat menggunakan jalan dengan aman dan nyaman serta sampai ditujuan dengan selamat. Oleh karena itu, menegakkan aturan-aturan lalu lintas dapat mengurangi angka kecelakaan dan mengurangi kemacetan. Contohnya, larangan bagi kendaraan pribadi untuk menggunakan jalur transjakarta dapat meningkatkan masyarakat yang berminat menggunakan transjakarta, dan peraturan yang mewajibkan pengguna menggunakan lampu sen sebelum berbelok dapat mengurangi jumlah kecelakaan kendaraan bermotor.

6. Memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk lebih tertib dalam berkendara
Bila masyarakat sadar bahwa dengan tujuan dari menaati peraturan lalu lintas dan tertib dalam berkendara adalah demi kenyamanan dan keamanan bersama termasuk diri sendiri, tentunya masyarakat akan dengan sukarela menaati peraturan dan tata tertib lalu lintas. Kesadaran masyarakat dapat ditingkatkan dengan melakukan edukasi, seminar, infografis di media sosial, dan sebagainya. Masyarakat harus diberitahu alasan dibalik setiap peraturan dan tata tertib lalu lintas agar masyarakat paham bahwa peraturan yang ada juga membawa keuntungan bagi dirinya.

Sekian hasil dari brainstorming kami, semoga informasi ini bermanfaat dan sampai jumpa pada blog berikutnya! 

Penulis:
Muhammad Rakha Athaya     - 16520316
Natasha Tiovanny Silaban      - 16520336
Nayotama Pradipta                 - 16520396

Comments

Popular posts from this blog

TINKERCAD: The Introduction

Need-Know-How-Solve Kabel Baja Konstruksi